Khususdi kawasan Asia, opium sebenarnya sudah sejak lama digunakan untuk keperluan terapi pengobatan, sedangkan fenomena penyalahgunaannya baru terjadi di akhir abad ke-18 terutama setelah kedatangan orang-orang Inggris ke Cina.7 Pasca Perang Dingin, kawasan Asia Tenggara khususnya Thailand dijadikan rute
Maka pilihan jawaban yang tepat adalah A. Topik: Peran Indonesia Masa Perang Dingin . Subtopik: ASEAN. Level: Medium. 4. Sebelum terbentuknya ASEAN, di kawasan Asia Tenggara pernah terbentuk beberapa organisasi regional salah satunya adalah Maphilindo. Tujuan pendirian Maphilindo adalah . menghalangi masuknya pengaruh Uni Soviet
terintegrasidalam satu kawasan di regional Asia Tenggara.ASEAN Community dibentuk dengan tujuan untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan konstelasi internasional baik dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun keamanan dan pertahanan. AEC yang telah disepakati pada Konferensi
Vay Tiền Nhanh Ggads. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di tengah perkembangan ekonomi yang pesat di kawasan Asia Tenggara, integrasi sistem pembayaran menjadi kunci utama bagi ASEAN untuk mencapai tujuan ekonomi yang lebih terhubung dan efisien. Dalam konteks ini, Bank Indonesia, sebagai bank sentral Indonesia, memainkan peran penting dalam mendorong integrasi sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN. Namun, dalam perjalanan menuju ekonomi ASEAN yang lebih integratif, masih terdapat berbagai hambatan dan tantangan yang perlu mengulas pertanyaan-pertanyaan berikut, kita dapat memahami upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan negara-negara ASEAN dalam memperkuat konektivitas sistem pembayaran, serta mengidentifikasi potensi dan manfaat dari integrasi sistem pembayaran di wilayah peran Bank Indonesia dalam mendorong integrasi sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN? Bank Indonesia memiliki peran krusial dalam mendorong integrasi sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN. Sebagai bank sentral Indonesia, Bank Indonesia bertanggung jawab atas pengaturan dan pengawasan terhadap sistem pembayaran di negara ini. Namun, Bank Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam upaya regional untuk memperkuat konektivitas sistem pembayaran di ASEAN. Pertama, Bank Indonesia berperan sebagai penghubung dan fasilitator antara negara-negara ASEAN dalam mengembangkan infrastruktur dan standar yang dibutuhkan untuk integrasi sistem pembayaran. Bank Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam forum-forum regional, seperti ASEAN Central Bank Governors' Meeting, untuk berdiskusi dan mengoordinasikan langkah-langkah yang diperlukan dalam menciptakan keseragaman sistem pembayaran di wilayah Bank Indonesia melakukan kolaborasi dengan bank sentral negara-negara ASEAN lainnya untuk mengembangkan mekanisme pembayaran yang saling terhubung. Bank Indonesia terlibat dalam berbagai inisiatif, seperti penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, pengembangan gateway pembayaran regional, dan pendirian infrastruktur teknologi yang mendukung sistem pembayaran yang aman dan itu, Bank Indonesia juga berperan dalam menyusun regulasi dan kebijakan yang mendukung integrasi sistem pembayaran di ASEAN. Bank Indonesia bekerja sama dengan otoritas keuangan nasional dan internasional untuk mengatasi masalah hukum, keamanan, dan kepatuhan yang mungkin muncul dalam proses integrasi. Dengan adanya kerangka regulasi yang jelas dan konsisten, negara-negara ASEAN dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan sistem pembayaran yang terhubung di seluruh keseluruhan, peran Bank Indonesia dalam mendorong integrasi sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN adalah sebagai penghubung, fasilitator, dan pengawas yang berperan aktif dalam mengembangkan infrastruktur, standar, dan kebijakan yang diperlukan untuk mencapai konektivitas yang lebih kuat dalam sistem pembayaran di wilayah saja hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam menciptakan konektivitas sistem pembayaran yang lebih integratif di ASEAN? Integrasi sistem pembayaran di ASEAN, yang terdiri dari sepuluh negara dengan perbedaan ekonomi, budaya, dan regulasi, menghadapi sejumlah hambatan dan tantangan yang perlu diatasi. Beberapa hambatan utama termasuk perbedaan infrastruktur teknologi dan kecanggihan sistem pembayaran antara negara-negara, perbedaan regulasi dan kebijakan, masalah keamanan data, kesadaran dan adopsi teknologi yang merata di kalangan pengguna, serta faktor politik dan kepentingan infrastruktur teknologi dan kecanggihan sistem pembayaran menjadi kendala dalam menciptakan konektivitas yang optimal antara negara-negara ASEAN. Beberapa negara lebih maju dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur, sementara yang lain masih mengalami regulasi dan kebijakan antar negara juga menjadi tantangan serius. Setiap negara memiliki kebijakan dan peraturan sendiri terkait sistem pembayaran, termasuk pengaturan perizinan, keamanan data, dan perlindungan konsumen. Harmonisasi dan koordinasi antar negara sangat penting untuk mencapai integrasi yang lebih kuat. 1 2 3 Lihat Kebijakan Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bank Indonesia berperan penting dalam membangun infrastruktur sistem pembayaran di ASEAN untuk mengatasi tantangan teknologiInfrastruktur sistem pembayaran yang kuat dan andal merupakan fondasi penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi di ASEAN. Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter negara ini, memainkan peran yang sentral dalam meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran di wilayah ASEAN untuk mengatasi tantangan teknologi yang terus teknologi yang dihadapi oleh sistem pembayaran di ASEAN terutama melibatkan keamanan, skalabilitas, dan interoperabilitas. Dalam menghadapi tantangan ini, Bank Indonesia telah meluncurkan berbagai inisiatif strategis untuk meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran di wilayah ini. Salah satu langkah yang diambil oleh Bank Indonesia adalah memperkuat kerjasama antara bank sentral di negara-negara anggota ASEAN. Melalui forum dan pertemuan, mereka berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam pengembangan infrastruktur sistem pembayaran. Ini membantu menciptakan kerangka kerja yang harmonis dan interoperabel di wilayah ASEAN. Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong adopsi teknologi yang inovatif dalam sistem pembayaran. Mereka telah mendorong penggunaan teknologi seperti QR code, mobile payment, dan blockchain dalam transaksi keuangan. Hal ini mempermudah konsumen dan pelaku bisnis dalam melakukan transaksi secara elektronik, meningkatkan efisiensi dan Indonesia juga telah mendorong pengembangan infrastruktur payment gateway yang aman dan andal. Payment gateway ini berfungsi sebagai jembatan antara sistem pembayaran digital dan lembaga keuangan, memfasilitasi transaksi online yang cepat dan terpercaya. Dengan adanya payment gateway yang solid, masyarakat dapat melakukan transaksi dengan lebih nyaman dan itu, Bank Indonesia juga terus memperkuat keamanan sistem pembayaran di ASEAN. Mereka secara aktif mengawasi dan memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan dan perlindungan data yang ketat. Langkah-langkah ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari penipuan dan penyalahgunaan data serta membangun kepercayaan dalam penggunaan sistem pembayaran hal inklusi keuangan, Bank Indonesia juga berperan dalam memperluas aksesibilitas sistem pembayaran di wilayah ASEAN. Mereka telah mendorong adopsi teknologi yang mudah digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk dalam hal literasi keuangan dan akses ke layanan perbankan digital. Peran Bank Indonesia dalam meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran di ASEAN merupakan langkah penting untuk mengatasi tantangan teknologi dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di wilayah ini. Dengan infrastruktur yang kuat, aman, dan inovatif, ASEAN dapat memaksimalkan potensi teknologi dalam sistem pembayaran, meningkatkan aksesibilitas keuangan, dan mendorong inklusi keuangan yang lebih luas bagi masyarakat. Lihat Financial Selengkapnya
Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam organisasi internasional Perhimpunan Bangsa-Bangsa di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN Association of Southeast Asian Nation. Tak heran jika peran Indonesia dalam ASEAN terbilang cukup 4 negara lain yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, Indonesia turut mendirikan ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Hal itu ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok yang dilakukan masing-masing Menteri Luar saat ini total sudah ada 10 negara yang turut menjadi bagian dari kawasan Asia Tenggara selain 5 negara pendiri, yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan dari banyaknya negara anggota, apa saja sebenarnya peran indonesia dalam ASEAN? Berikut ulasannya1. Penggagas Lahirnya ASEANPeran Indonesia dalam ASEAN yang paling penting adalah menjadi salah satu penggagas lahirnya organisasi diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, visi Indonesia adalah membentuk ASEAN yang mampu membuat kawasan Asia Tenggara berdiri di atas kaki sendiri dan mempertahankan diri dari pengaruh negatif di luar Penyelenggara KTT ASEAN pertama di BaliMelansir situs resmi ASEAN, pada 23-24 Februari 1976, Indonesia telah menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi KTT pertama yang berlangsung di Penggagas Pembentukan Komunitas Keamanan ASEANDalam buku 'PKN Pend Kewarganegaraan' terbitan Grasindo, tertulis bahwa Indonesia juga turut meluncurkan gagasan untuk membentuk komunitas keamanan yang juga disebut ASC Asean Security Community ini akhirnya ditandatangani di Senggigi, Lombok pada 12 September Penengah KonflikSementara peran Indonesia di bidang politik disebut dalam buku 'PKn Harmoni Berkebangsaan' karya Rani R Moediarta, yakni menjadi penengah dalam konflik dan perang sipil di itu, Indonesia mengundang empat fraksi Kamboja yang bertikai untuk melakukan pertemuan di Jakarta. Mereka membahas perdamaian dan pemulihan hubungan. Setelah itu, pertemuan berlanjut ke Konferensi Paris untuk Kamboja yang diikuti oleh 19 Indonesia dan Prancis menjadi pemimpin konferensi tersebut. Dari pertemuan itulah dihasilkan keputusan pembentukan Dewan Nasional Kamboja demi mengakhiri Mewakili ASEAN dalam Perdamaian DuniaSelain menjadi penengah konflik di negara kawasan ASEAN, Indonesia juga turut berperan dalam perdamaian dunia yakni melalui hubungan perannya di antara lain mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan negara-negara anggota Association of South East Asian Nations ASEAN serta mendukung terselenggaranya ASEAN Free Trade Area AFTA di kawasan negara anggota sama Makanan Halal hingga Seni. Klik selanjutnya>> Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik]
peran indonesia untuk menghadapi globalisasi di kawasan asia tenggara adalah